[Korean Fanfiction/Straight/Series] Because I don’t know how to love (chapter 2)

 

Title            : Because I don’t know how to love

Author         : Kim Sae na a.k.a Devi

Rating         : PG 13/straight/on writing

Genre`          : Romance/life/friendship/a little bit comedy

Cast            : Big Bang –   G-dragon a.k.a Kwon Ji yong,T.O.P a.k.a Choi Seunghyun

Zea           –    Kevin  a.k.a Kim Ji Yeop,Park Hyungsik,Ha Minwoo

Kim Sae na

Lee Hyun nie

Kim Yoonmi

Disclaimer   : G-dragon and T.O.P are belong to YG Entertainment and their Parents

Kevin,Minwoo,and Hyungsik are belong to Star Empire Entertaiment and their parent

I don’t make money from this fanfic. It’s just for fun. Please don’t sue me.

 

If you don’t like this fanfic. Please No Bash.

Don’t Like. Don’t Read

Chapter 2 

Ji yong pov

 

            Aku melangkahkan kakiku menuju ruang pribadi milik haraboji. Firasatku tidak enak,aku yakin sesuatu yang berat akan menimpaku saat ini,tapi entah hal apa itu aku belum tahu.Aku baru saja pulang beberapa jam yang lalu. Tidak bisakkah haraboji membiarkanku istirahat dahulu?

Seorang pelayan yang melihat kedatanganku,segera membukakan pintu ruang pribadi haraboji. Aku segera masuk ke ruangan dengan arsitektur Korea kuno. Terlihat semua koleksi barang antic milik harabojiku tertata rapi mengelilingi ruangan,ruangan yang seharusnya luas ini jadi terlihat sempit karena guci-guci besar yang menghiasi setiap sudut ruangan.

“ Haraboji,ada apa memanggilku?”

“ Memangnya aku tidak boleh bertemu dengan cucuku sendiri? Kau itu sudah 4 tahun berada diItaly..Selain itu ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu,Ji yong.”

“Adahal apa,haraboji?”

“ Kau tahu Ji yong,aku sudah tua dan mungkin umurku tidak akan lama lagi. Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.”

Aku mematung di tempat. Sesuatu? Semoga haraboji tidak menyuruhku melakukan hal aneh.

“ Haraboji jangan berbicara seperti itu. Apa pun akan aku lakukan,haraboji.Kau bisa percaya padaku.”

“ Aku ingin menyerahkan perusahaan kita yang berada di Korea untukmu Ji yong,tetapi sebelum aku melakukan hal itu,aku ingin kau menemukan cucuku yang hilang..”

Mwo? Cucu? Hilang? Aku belum pernah mendengar hal ini sebelumnya. Memangnya ada cucu haraboji yang hilang? Kalau pun ada siapa dia?

“ Aku tahu kau terkejut,Ji yong,aku memang menyimpan hal ini dari semua orang. Cucuku itu adalah anak dari adik ommamu. Pernikahan ahjumamu dan ahjussimu waktu itu ku tentang keras,sehingga mereka memutuskan untuk menikah diam-diam. Aku mendengar kabar yang beredar bahwa mereka memiliki seorang anak perempuan dan mungkin sekarang umur anak itu dua tahun dibawahmu.”

“ Lalu sekarang haraboji menyuruhku menemukan ahjuma,ajussi,dan juga sepupuku itu?”

“ Ne,aku ingin menebus kesalahanku di masa lalu.Menyia-nyiakan putriku dan juga cucuku. Aku ingin bertemu mereka sebelum aku mati.”

End of the pov

Ji yeop Pov

 

            “ Annyeong ji yeop,apa kabar?”

“ Ann…Annyeong Shinrin ahjuma,aku baik,ahjuma sendiri?”

“ Ne,aku baik,aku hanya menagih janjimu dahulu Ji yeop,apakah kau sudah menemukan yeoja itu?”

“ Ne,ahjuma,aku sudah menemukannya..”

“ Lalu bagaimana tanggapanmu mengenai yeoja itu? Apakah dia baik? Apakah dia pantas?”

“ Ne,ahjuma dia yeoja yang cantik dan baik,aku rasa tida cocok menerima semua itu.”

“ Sebenarnya aku masih tidak rela,Ji yeop..”

“ Ahjuma itu semua sudah menjadi keputusannya,nanti aku akan mengenalkan yeoja itu pada ahjuma,biar ahjuma bisa menilai apa dia pantas atau tidak.”

“ Baiklah kalau begitu,aku hanya ingin tahu seperti apa yeoja itu dan apakah ia menjaga milik putriku dengan baik.Aku pamit dulu.” Shinrin ahjuma mengambil tasnya dan bangun dari sofa yang didudukinya.

Aku tidak tahu apa yang sesungguhnya harus ku lakukan. Aku memang merasa sedih dengan kepergiannya. Tapi setidaknya ia telah membuat keputusan yang tepat,membiarkan dirinya berguna untuk orang lain sebelum ia pergi.

Flashback

            “ Oppa,aku ingin menyumbangkan ginjalku pada seseorang dan bahkan mungkin jika bisa,semua organ tubuhku yang masih berguna akan kuserahkan pada mereka yang membutuhkannya.”

          “Jangan berbicara seperti itu,kau pasti sembuh..”

          “ Oppa aku sudah tidak mungkin sembuh. Aku ingin sebelum aku pergi,

ragaku berguna bagi kepentingan orang lain.” Yeoja itu..seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Seseorang yang sebentar lagi akan menghadapi maut,tetapi ia tidak merasa takut,malah menghadapinya dengan senyuman.

          “ Oppaa…Yaa! Kau sudah berjanji tidak akan sedih kalau aku pergi.” Dia menghampiriku dan mengusap air mataku yang hampir jatuh.

          “ Ne,aku tidak akan bersedih.Tapi kau janji harus bahagia untukku?”

          “ Aku akan bahagia untukmu oppa. Aku tahu tidak mudah untukmu melupakanku karena itu aku sudah memilihkan yeoja untukmu.”

          “ Mwo?”

          “ Ne,penerima ginjalku nanti yang akan menjadi yeojachingumu setelah aku,oppa.”

Flashback End

 

End of the pov

 

***

Sae na Pov

Ada apa dengan tubuhku? Aku merasa ada yang aneh.Badanku terasa kaku seperti robot,memang hal itu tidak berlangsung lama. Tetapi belakangan ini hal itu lumayan sering terjadi,apalagi setelah aku mendapatkan luka,sekecil apa pun luka itu,darah yang keluar sangat banyak,lalu setelah itu badanku mulai kaku.

Apa aku harus memberitahukan hal ini pada omma? Tapi aku tidak ingin omma khawatir dengan keadaanku. Beban pikiran omma sudah banyak,aku tidak mau menambahnya lagi. Aku harus memeriksakan diriku ke dokter.. Ya dengan cara itu aku tidak akan penasaran dengan penyakit yang bersarang di tubuhku.

“ Sae na,huwaaaaaaa,aku mau ceritaa..”

“ Waeyo? Wajahmu kusut sekali Hyun nie-ah.”

“ Kemarin aku bertemu dengan namja aneh.”

“ Aneh? Kau atau dia yang aneh?” Aku terkikik geli melihta ekspresi kesal Hyun nie.

“ Huwaaaaa Sae na coba kau bayangkan ya.Aku belum mengenalnya,bahkan namanya pun aku tidak tahu,tapi ia bisa mengetahui informasi tentangku. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?”

“ Dia itu dektektif kali.”

“ Sae na aku serius..” sekarang Hyu nie mulai menggucang-guncangkan tubuhku. Aishhh sebenarnya yeoja ini kenapa?

“  Ne,aku tahu,hmm mungkin saja dia itu penggemarmu,”

“ Mwo? Mana mungkin,aku saja sudah menjadi penggemarnya tidak tahu apa-apa tentangnya..”Hyun nie buru-buru menutup mulutnya sesaat setelah mengatakan hal itu.

“ Yayyy!! Hyun nie! Jadi selama ini kau mempunyai tokoh idola? Pantas saja kau tidak berniat mencari namjachingu.”

“ Yaaa! Aku juga baru 1 bulan sih mengidolakan dia dan entah mengapa kemarin dia mengajakku bicara,dan anehnya seperti yang aku bilang tadi,ia sudah tahu namaku,aku sekolah di mana,ia tahu aku tinggal di Seoul sendiri,dan ia tahu sifatku.”

“ Wahh kau harus berhati-hati Hyun nie,bukannya aku mau mencurigai dia atau apa,tapi sebaiknya kau mulai menyewa bodyguard.”

“ Kau berlebihan sekali,Sae na-ya..”

“ Habisnya kau sendiri yang daritadi uring-uringan. Kalau kau curiga padanya selidiki saja.”

“ Caranya?”

“ Katanya dia itu namja idolamu. Bagaimana bisa ia menjadi namaja idolamu? Kapan dan di mana kau bertemu dengannya?”

“ Dia itu salah satu pelayan di café langgananku.”

“ Bahkan aku tidak tahu kau punya café langganan. Kau tidak pernah mengajakku kesana.”

“Hehehehhehe,aku juga jadi langganan di café itu karena dia ada disana. Aku juga tidak sengaja kesana,lalu aku jadi mengidolakan salah satu pelayannya. Tapi sekarang aku malah takut dengan namja itu.”

“ Nanti sepulang sekolah aku akan menemanimu ke café itu,kita harus mendapatkan informasi mengenain namja misterius itu.” Aku berseru yakin sedangkan Hyun nie hanya menatapku heran.

“ Kenapa jadi kau yang bersemangat begitu?”

End of the pov

Author pov

Semua mata memandang ke arah suatu sisi di tengah keramaian ibukota. Beberapa orang namja tengah bernyanyi dan menari. Mereka meliuk-liukkan badannya dengan lincah membentuk suatu gerakan indah. Teriakan para yeoja yang histeris menambah ramai suasana.

Ada satu nama yang paling banyak diteriakkan oleh para yeoja itu. Dialah si bintang dalam kelompoknya. Ia dengan lincah menggerakkan badannya mengikuti alunan musik yang menghentak-hentak. Sepertinya dialah mesin dance dalam kelompok itu. Suatu kelompok yang menamakan diri mereka Xzero-1, boyband jalanan yang terkenal di daerah mereka.

Pertunjukan mereka di tutup dengan aksi handstand dari Minwoo,yang sontak membuat semua orang, bukan hanya yeoja,berdecak kagum. Kelima anggota boyband itu tersenyum dan melambaikan tangan mereka ke arah penonton,kemudian mereka menghilang di balik panggung.

“ Sepertinya hari ini kau yang paling bersemangat,hyung.” Namja yang sedang asyik melamun sambil sesekali menggelengkan kepalanya itu menoleh dan mendapati namja yang merupakan bintang sekaligus mesin dance dalam kelompok mereka,memandangnya dengan tatapan risih.

“ Aku sudah bertemu dengannya.”

“ Dengan siapa? Seunghyun hyung,kau sedang jatuh cinta? Benarkan itu?”

“ Hahahhahaa,mollayo..”

“ Kau tidak bisa berbohong,hyung,pipimu memerah..”

“ Mungkin juga,tapi aku belum yakin dengan perasaanku.”

“ Akhirnya ada juga yang bisa meluluhkanmu,hyung,pantas saja hari ini kau tersenyum terus. Tidak biasanya kau seperti ini,hyung.”

“ Memang aku biasanya seperti apa? Huh? Hahhahhaha,aku selalu seperti ini,tersenyum.” Namja itu mulai menunjukkan senyumnya.

“ Hentikan,hyung,senyummu itu mengerikan..”

“YAAA,HA MINWOOO,Apa yang kau katakan?”

***

          “ Hari ini kau check up kesehatan lagi kan?” seorang yeoja yang sedari tadi hanya melamun di tepi jendela kamarnya menoleh dan tersenyum pada seorang namja yang berdiri tidak jauh darinya.

“ Aku sudah sehat,oppa.”

“ Tapi dokter mengatakan kau masih harus memeriksakan kesehatanmu. Minimal sampai akhir bulan ini.”

“ Aniya,oppa,aku tidak mau ke rumah sakit lagi. Aku sudah muak mencium aroma rumah sakit selama berbulan-bulan.”

“Dongasaeng-ah..”

“ Oppa apa kau mengerti apa yang aku rasakan setiap kali aku pergi kesana?”

Namja itu terdiam memandangi adiknya yang memandang ke luar dengan tatapan nanar. Adiknya itu memang keras kepala.

“ Oppa tidak tahukan? Oppa tidak tahu rasanya berada pada ujung kematian itu seperti apa.”

“…”

“ Oppa bisa kau jawab aku?” Yeoja itu menatap kakaknya dengan pandangan aneh.

“ Kau bersiap-siaplah. 1 jam lagi,oppa akan mengantarmu ke rumah sakit.”

End of the Pov

***

Hyun nie pov

“ Hari ini kita jadi ke café itu,Sae na?”

“ Ahh tentu saja.Kajja..”

“ Chamkanman..” Aku menarik tangan Sae na dan memperhatikan pergelangan tangannya.Ada bekas memar kebiruan disana. Seperti bekas terbentur sesuatu.

“ Waeyo,Hyun nie-ah?”

“ Tanganmu kenapa?”

“ Ahh ini,gwechana,Hyu nie-ah,kemarin aku habis terbentur sesuatu karena tidak hati –hati.”

“ Ahh begitu.” Aku tidak tahu Sae na berbohong atau tidak.Tapi aku merasa ada yang aneh darinya. Aku kecewa jika Sae na tidak jujur padaku. Dia pikir aku ini apa? Aku sahabatnya!

Aku berjalan menyusuri koridor yang masih sepi,karena harusnya jam pulang masih setengah jam lagi,tapi karena seongsaenim yang bertugas mengajar pada jam terakhir hari ini berhalangan hadir,maka kelas kami pulang lebih cepat. Aku menoleh dan mendapati Sae na tidak ada di sampingku. Ke mana dia?

Aku melihat ke belakang dan Sae na sedang berjalan terseok-seok sambil memegangi hidungnya. Aku merasa ada yang tidak beres dengannya. Aku berlari menghampirinya.

“ Sae na,gwechanayo?”

Sae na tidak menjawab pertanyaanku,ia hanya menggeleng lemah. Tapi aku tahu dia menyembunyikan sesuatu. Aku menarik tangannya yang sedari tadi menutupi hidungnya. Astagaa dia mimisan..

“ Sae na kau mimisan.” Aku menjadi panik karena melihat darah yang keluar dari hidungnya semakin lama semakin banyak. Aku membawanya ke toilet. Aku berusaha menahan darahnya yang mulai menetes dan merembes dari sela-sela jari tangannya yang masih menutupi hidungnya.

Setelah sampai di toilet, Sae na segera melepaskan tangannya yang masih menutupi hidungnya yang mengeluarkan darah. Air yang mengalir dari keran seketika berubah warna menjadi merah karena tercampur oleh darah yang masih mengalir. Beberapa saat kemudian,Sae na berhenti mimisan.Aku merasa lega,tapi kelegaanku tidak bertahan lama,aku melihat wajah Sae na pucat sekali.

“ Sae na,perlukah kita ke rumah sakit?”

“ Aniya,Hyu nie-ah,aku baik-baik saja.”

“ Wajahmu pucat sekali,Sae na..”  Aku menuntun Sae na keluar dari toilet,Sae na masih memegangi kepalanya yang mungkin masih terasa pusing.

“ Antar aku pulang saja,Hyun nie.”

“ Sae na,waeyo?” Tiba-tiba Ji yeop sudah berdiri di hadapan kami,Ya memang aku malas memanggil oppa selain pada kakak kandungku dan pada namjachinguku nanti,walaupun Ji yeop lebih tua dua tahun dariku.

“ Dia tadi mimisan..” aku menjawab karena aku yakin Sae na tidak mau menjawabnya.

“ Sae na,ayo kita ke rumah sakit.” Tanpa aba-aba,Ji yeop langsung menggendong Sae na dan membawanya ke mobilnya.

End of the pov

           

***

Sae na pov

“ Hyun nie-ah,ini di mana?” Aku memegang kepalaku yang terasa berdenyut-denyut. Hal terakhir yang aku ingat adalah aku mimisan dan Hyun nie ingin membawaku ke rumah sakit. Apa sekarang aku berada di rumah sakit?

“Di rumah sakit..”

Aku mencoba bangun dan duduk. Aku menatapnya dengan tatapan tajam. Bukankah sudah aku bilang aku tidak mau ke rumah sakit? Ia seolah mengerti arti tatapanku.

“ Aku tidak bisa berbuat apa-apa,Sae na,Ji yeop yang membawamu ke rumah sakit.” Hyun nie menatapku dengan tatapan bersalah.

“ Ne,gwechana,aku juga tidak bisa melawan Ji yeop oppa,dia terlalu baik padaku,walaupun terkadang aku merasa dia terlalu berlebihan dalam menjagaku.”

“ Itu karena dia terlalu mencintaimu,Sae na..”

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Hyun nie. Ji yeop oppa begitu mencintaiku. Apakah aku juga mencintainya? Aku merasa bersalah setiap kali aku mengingat hal itu. Selama ini aku nyaman berada di dekatnya. Tapi apa aku pernah menganggapnya sebagai namjachinguku. Aku takut aku hanya menganggapnya sebagai pengganti dari oppaku yang seudah lama pergi.

“ Lalu di mana dia sekarang?”

“ Tadi dokter memanggilnya. Tadinya dokter sudah menanyakan di mana keluargamu. Ji yeop hampir saja menghubungi ommamu,tapi sudah kularang. Aku tahu kau tidak mau membuat ommamu khawatirkan? Makanya kau menolak dibawa ke sini.Kau tahu? Kondisimu sangat mengkhawatirkan.”

“ Gomawo sudah melarangnya Hyun nie-ah,aku rasa beban yang ditanggung ommaku sudah terlalu banyak.Apakah pantas aku menambahnya dengan beban baru lagi?”

End of the pov

***

Ji yeop pov

 

            “ Jadi kau sudah menghubungi orangtua dari yeoja itu?” Dokter bertanya padaku setelah kami sampai di ruangannya. Sepertinya kondisi Sae na sangat serius sehingga dokteri ini memaksa ingin bertemu dengan orang tua Sae na.

“ Ne,tapi orangtuanya masih di luarkota,uisa-nim.” Aku berbohong,tadi aku sempat berdebat dengan Hyun nie,karena yeoja itu melarang aku mengubungi omma Sae na. Tapi aku tahu,Sae na akan sangat sedih jika ommanya terlalu mengkhawatirkannya.

“ Kalau begitu aku belum bisa memberitahukan kondisi yeoja itu padamu.”

“ Tapi saya adalah namjachingunya..” Aku jadi semakin penasaran melihat ekspresi dokter itu sangat serius.

“ Aku rasa untuk masalah ini hanya orang tuanya yang boleh mengetahui.”

“ Anda bisa percaya pada saya. Orang tua Sae na sudah menitipkannya pada saya.”

“ Jeongmalyo?”

“ Ne,uisa-nim,apa yang terjadi padanya?”

“ Dia..”Sejenak dokter itu ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya padaku.

“ Sae na kenapa?” Aku bertanya dengan nada yang tidak sabaran.

“ Saya harap anda tidak kaget mengetahuinya/. Ini berkas pemeriksaan Sae na,anda bisa mengetahui penyakitnya dari sini.”

End of the pov

 

***

Yoon mi pov

 

            Ini sangat menyebalkan. Apakah oppaku berpikir aku ini anak kecil? Aku ini sudah berumur 15 tahun. Aku rasa aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku tahu sejak aku dinyatakan sembuh beberapa bulan yang lalu,dokter masih menyarankan agar aku memeriksa kesehatanku.

Padahal aku sudah yakin 100 % bahwa aku sehat. Tapi tetap saja omma,appa,dan oppaku yang bawelnya minta ampun itu,menyuruhku ke rumah sakit. Apa-apaan mereka itu. Aku menenteng map berisi hasil pemeriksaanku. Aku sedang menuju mobil oppaku. Dia sudah menungguku disana.

Tiba-tiba saja seorang namja menabrakku,membuatku terjatuh. Aku bangun dan mengelus pinggangku yang sakit. Aku melihatnya dengan tatapan ingin membunuh.

“ Mianhaeyo,aku benar-benar tidak sengaja.” Namja itu mengambil map milikku dan juga miliknya yang terjatuh,lalu memberikan salah satunya kepadaku.

“ Lain kali hati-hati..” Aku mengambil map dari tangannya dengan perasaan aneh. Aku juga heran kenapa aku tidak membentak-bentaknya. Padahal aku sudah menyusun kata-kata tajam untuk aku lontarkan padanya. Tapi ketika aku melihat wajahnya,aku merasa duniaku berhenti berputar,aku seolah lupa cara untuk berbicara.

“ Ne,jeongmal mianhae.” Ia berjalan pergi meninggalkanku. Tatapan mataku terfokus padanya. Sampai bayangannya hilang di balik lorong. Aku segera melanjutkan langkahku menuju mobil,aku yakin oppaku yang satu itu sudah ingin menceramahiku kenapa aku lama sekali.

Sebuah hyundai grandeur tg berwarna hitam terparkir dengan manis di sudut lapangan parkir rumah sakit yang terlihat lenggang. Bukankah itu bagus? Kalau semakin sedikit orang yang sakit.

“ Kenapa kau lama sekali?” oppaku yang super bawel itu membukakan pintu mobilnya untukku.

“ Hahahahhaa,Kau pasti bosan menungguku oppa?”

“ Ne,aku bilang kau membenci aura rumah sakit tapi kau malah berada lama sekali di dalam.”

“ Tadi ada insiden kecil.”

“Mwo? Apa itu?”

“ Rahasia..”

“ Aishh,bagaimana hasil pemeriksaanmu?”

“ Mollayo,aku belum membuka hasil labnya tadi. Lagipula aku sudah yakin kalau aku itu sehat oppa.”

“ Ya sudah,sini aku lihat..”

Aku menyerahkan map berisi hasil laboratoriumku kepada oppaku. Ia terlihat sangat penasaran dengan hasilnya. Beberapa saat kemudian ia menbelalakkan matanya,apa sih yang ia lihat disana?

“ Oppa,bagimana aku baik-baik sajakan?”

“ Yoonmi-ah..” oppaku berkata dengan suara lemas. Yaa!Adaapa ini sebenarnya?

“ Ne,waeyo oppa?”

“Kau..kau..”

 

End of the pov

 

***

To Be Continued

 

Leave a comment